selamat datang di rumah singgah penambah pengetahuan

SelaMat daTang di ruMah Singgah Penambah peNgeTahuan

Minggu, 16 Juni 2013

cinta tak terungkap



Cinta Tak Terungkap
(oleh: Melisa Tarigan)
Masih teringat jelas di mataku, ketika ku menemukanmu. Kau tersenyum padaku tak tahu entah senyum apa. Di saat itu sebenarnya hatiku telah bergetar ketika melihat wajahmu. Hatiku berkata ada sesuatu yang berbeda saat aku di dekatmu. Tapi selalu kupungkiri akan rasa itu aku yakin ini hanya rasa yang belum terbiasa aja. Hah... rasa yang belum terbiasa?? Aku bergumam sendiri. Emang ada ya rasa yang telah terbiasa?? Aku terkekeh...
Kau gadis kecilku yang lucu dan lugu. Selalu ceria, kaulah malaikat kecilku penghias tidurku. Aku memang sangat menyayangimu melebihi dari apapun di dunia ini. Untukmu aku rela melakukan apapun walau di suruh kejurangpun...asal bersamamu aku rela. Hheheh agak –agak lebay ni pemikiranku.
Aku mengenalnya semenjak aku berada di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 2. Hmhm... jadi kalo ngeliat perempuan perasaanku jadi aneh, toh aku gak ngerti juga itu apa. Maklum masi anak bau kencur. Saat itu bermula dari temanku mendorong aku dan dia ikut terjatuh. Pastinya dia malu. Aku jadi bingung mau ngomong apa. Tapi dengan senyum manisnya dia berdiri dan berkata”aduch..pelan-pelan dong. Uda tahu aku kecil,tapi tetap aja disenggol. Akukan jatuh sakit tahu.”ujarnya
“maaf ea gak sengaja” jawabku
Mulai saat itu aku langsung  tertarik padanya dan mulai mencari siapa dia. Hmhm..tiap hari aku mulai nyapa dia dan becanda dengan dia.sebenarnya aku menyadari aku telah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Tapi aku gak berani mengungkapkan itu semua.aku memutuskan untuk bersahabat terlabih dahulu dengannya. Rela menjaganya dan membuat dia tersenyum Mulai lebay gitu. Sok dekat sih awalnya. Tapi semua membuahkan hasil. Nyatanya dia jadi dekat kok denganku hingga saat ini.
Aku sering cengar-cengir kalo ingat tingkahnya. Lucu dan aneh
Tak terasa aku mengenalnya,dekat dengannya selama 7 tahun. Bukan waktu yang singkat. Dan selama itu juga aku memendam rasa itu. Berusaha memberi yang terbaik dan berharap suatu saat dia akan merasakannya dan membalas cinta yang kuberi.Meski beda sekolah tapi kami tetap dekat. Aku sering berkunjung kerumahnya begitu juga dengan dia.
Dialah tempatku menumpahkan segala keluh kesahku, selalu ada saat aku butuh dia.
Tiba-tiba ponselku berdering...
“ia bawel..kenapa? “ ujarku
“gak Cuma mau ngisengin kakak aj? Ujarnya sambil mematikan ponselnya. Kebiasaan buruknya emang
Aku hanya tersenyum.
Malam ini malam minggu. Malam yang ditunggu-tunggu semua insan. Begitu juga denganku. Tapi kalo orang mau ngapelin pacarnya , yahh..beda dengan aku yang Cuma mau ngapelin sahabat aku sendiri. Orang yang udah aku anggap jadi adek aku sendiri. Dan suatu saat berharap jadi pendamping hidupku. Hheheheh..
Malam ini aku ingin kerumahnya, memberi kabar baik kalo aku akan kuliah di Jakarta. Aku percaya dia pasti nangis darah karena gak rela aku pergi jauh. Kangen juga ngeliat wajahnya yang manis dan narsis. Soalnya selama dia mengikuti tes  masuk uninersitas kami jadi jarang ketemu. Aku uda nyiapin coklat sebagai senjata jitu saat dia manyun nanti. Aku memang selalu memperlakukan di seperti anak kecil, tragis memang karena dia memiliki badan yang imut. Aku juga berniat akan ngungkapin perasaan yang telah lama kupendam.Heheheh
Ketika sampai di rumahnya, aku langsung duduk aja. Karena kata orang tuanya dia lagi mandi. Aku nunggu dia sambil main games dengan adik laki-lakinya.
Sepuluh menit kemudian dia datang, tapi entah kenapa saat melihatnya jantungku bergegup kencang sama saat pertama kali bahkan melebihi saat pertama melihatnya. Aku bengong..ibarat ayam kenak flu burung. Gak bergerak sama sekali. Aku hanya bisa menatap dan menatap badanya yang imut dan wajahnya yang selalu tersenyum.
“kak..kok bengong si??
“kak..kakak kenapa.? Ujarnya membuyarkan lamunan ku
“oiaya,,gak papa kok chacha” jawabku setengah terkejut.
Kami pun menuju ruang depan dan mulai bercanda,berbagi cerita selama gak ketemu.
Entah kenapa aku jadi gak berani buat pamitan kalau aku akan pergi jauh darinya. Aku gak sanggup kalau harus berpisah dengannya. Kok aku yang jadi sedih gini ea. Padahal niatnya ngeliat dia nangis merengek nyuruh jangan pergi. Dadaku semakin sesak dengan semua ini. Rasa cinta yang telah berkarat di hatiku semakin menyiksa dan melukai dinding bahkan telah menimbulkan virus rindu yang mematikan. “kak..kakak tahu gak chacha lagi jatuh cinta lho sama teman chacha satu sekolah dulu”ujarnya
Pakkk....ibarat tamparan keras di hatiku. Sakit...perih dan aku jadi ketakutan.
“apa? Ternyata chacha bisa jatuh cinta juga ea?”tanyaku sambil menutupi rasa kecewa.
“bisa dong, dia tipe cowok idaman adek banget kak. Pengen deh dia jadi orang yang nemeni adek” jawabnya
Dari penuturan setiap kata yang ia kelurkan, ia begitu menyukai laki-laki itu hingga dia tak dapat merasakan hadirku selama ini.
Besok pagi aku akan pergi menuju kota tempat aku kuliah. Dengan berat kutekan nomor ponselnya. Dan cerita aku akan pergi jauh. Dia nangis dan marah karena semua terasa mendadak.
Pagi ini aku emang benar-benar harus pergi dari dia. Sebelum pesawatku berangkat dia datang dengan wajah kecewa, dia duduk tak bersuara. Tanpa berkata apa-apa aku memeluknya untuk terakhir kalinya. Dia menangis di pelukanku. Tak rela aku akan pergi darinya. Hatiku hancur melihat air matanya. Orang yang aku cinta selama 7 tahun harus aku tinggalkan. Cinta itu kini semakin merasuk ke hatiku. Tak ada keberanian tuk mengungkapkan. Karena ku tahu kau telah memilih orang lain sebagai penghuni di hatimu. Aku sakit dengan semua ini, tak rela melepasmu tapi apa daya tak ada keberanian di hatiku tuk ungkap itu semua. Dia menangis melepas kepergianku. Aku berusaha tegar di depannya. Padahal aku hancur berkeping-keping.
Setiba ditempat tujuanku, aku semakin rapuh karena hidup tanpa dia. Aku berusaha bangkit dari itu semua. Berusaha membangun serpihan hidupku. Sebulan kemudian chacha memberi kabar bahwa kini dia telah hidup bersama dengan lelaki yang ia dambakan.
Air mataku menetes, hatiku seperti ditusuk duri. Cintaku hilang, cintaku lenyap. Mungkin sampai matipun cinta ini tak akan terungkap kecuali Tuhan membuka dunia baru bagiku dan bagimu.
Hidupku hancur, hidupku mati tanpanya. Tapi aku sadar ini semua demi bahagianya. Aku rela walau aku yang harus tersakiti. Byarlah rasa ini tetap kupendam hingga akhir hayat asal dia bahagia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar